Nasional
Transplantasi Ginjal Tak Harus Tunggu Cuci Darah, Ini Penjelasan Dokter

Ketua Indonesian Transplantation Society (Inats), Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD-KGH (tengah) saat memaparkan transplantasi ginjal untuk pasien gagal ginjal kronik dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta. ((Dok ANTARA))
RSNEWS - Tidak semua penderita penyakit gagal ginjal harus langsung menjalani transplantasi ginjal. Terapi yang diberikan kepada pasien sangat bergantung pada kondisi medis, stadium penyakit, dan kesiapan pasien serta tim medis.
Sebagian pasien mungkin tetap bisa menjalani hidup berkualitas dengan pengobatan konservatif atau dialisis jangka panjang seperti cuci darah dan transplantasi ginjal jadi solusi terakhir.
Namun, menurut Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD-KGH, seorang dokter spesialis penyakit dalam subspesialis ginjal dan hipertensi, transplantasi ginjal dapat dilakukan tanpa harus menunggu pasien menjalani cuci darah terlebih dahulu. Ia menegaskan dialisis dan transplantasi merupakan dua pendekatan berbeda dalam penanganan gagal ginjal kronik.
"Kadang muncul anggapan keliru bahwa transplantasi baru boleh dilakukan setelah pasien menjalani cuci darah selama bertahun-tahun. Padahal, begitu seseorang didiagnosis menderita gagal ginjal stadium akhir, ia sudah bisa dipertimbangkan untuk transplantasi,” ungkap Dr. Maruhum dalam sebuah diskusi tentang transplantasi ginjal di Jakarta, seperti dikutip ANTARA.
Sebagai Ketua Indonesian Transplantation Society (Inats), Dr. Maruhum menekankan bahwa kandidat ideal untuk transplantasi ginjal adalah pasien yang baru memulai dialisis, paling tidak dalam satu tahun terakhir. Bahkan, dalam beberapa kasus, prosedur transplantasi bisa dilakukan secara pre-emptive, yaitu sebelum pasien menjalani dialisis sama sekali.
Ia menambahkan, semakin lama seseorang bergantung pada cuci darah, maka risiko komplikasi medis dan gangguan metabolik semakin tinggi, yang dapat menyulitkan proses transplantasi.
"Kami sering menghadapi kasus di mana pasien datang terlambat untuk persiapan transplantasi,” ujarnya.
Sebagai Ketua Tim Transplantasi Ginjal di RSU Bunda, ia juga menyarankan agar siapa pun yang mengalami penurunan fungsi ginjal segera memeriksakan diri. Deteksi dini sangat penting untuk menentukan apakah sudah memasuki fase gagal ginjal dan mempersiapkan penanganan yang tepat, termasuk kemungkinan transplantasi.
Lebih jauh, Dr. Maruhum menyebutkan transplantasi ginjal dapat membantu mengurangi beban pengobatan jangka panjang, sekaligus meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien serta keluarganya. (FSY/SP)