Nasional
Ini Virus dan Bakteri Picu Keracunan Program MBG, Menteri Kesehatan Ungkap di Rapat DPR
Menurut Menteri Kesehatan ada delapan bakteri dan dua jenis virus yang paling sering menimbulkan masalah kesehatan pada anak di rapat DPR RI. (Foto Istimewa/int)
RSNEWSROOM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan sejumlah mikroorganisme berbahaya yang kerap jadi penyebab keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, ada delapan bakteri dan dua jenis virus yang paling sering menimbulkan masalah kesehatan pada anak.
Delapan bakteri itu meliputi Salmonella, Escherichia coli, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, dan Shigella. Budi menjelaskan bakteri-bakteri tersebut biasanya muncul akibat makanan yang tidak dimasak dengan benar atau disimpan secara kurang higienis.
Selain bakteri, ada juga dua virus yang menjadi penyebab utama, yakni norovirus/rotavirus dan hepatitis A virus. Virus ini umumnya menular melalui makanan atau minuman yang tercemar, dan dapat mengakibatkan diare parah hingga infeksi hati.
"Kenapa ini menentukan untuk kita cari tahu? Karena ini nanti menentukan satu, treatmentnya seperti apa kalau dia terkena," ujar Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX dikutip dari media social.
Baginya, mengetahui jenis kuman yang menyerang sangat penting agar penanganan medis bisa lebih tepat. Identifikasi bakteri dan virus juga membantu menemukan sumber kontaminasi.
"Kita juga bisa melacak sumbernya, penyebabnya karena apa, karena masing-masing bakteri atau virus itu kan berbeda-beda timbulnya," jelasnya.
Menurut Budi, pemerintah sudah menyiapkan reagen khusus untuk mendeteksi bakteri maupun virus tersebut. Beberapa hasil pemeriksaan juga sudah terlihat.
Sebagai contoh, Salmonella dan E. coli umumnya berasal dari daging atau telur yang tidak matang, sementara Listeriasering ada pada produk susu yang belum dipasteurisasi. Staphylococcus aureusbiasanya muncul pada makanan yang terlalu lama dibiarkan di suhu ruangan.
Untuk virus, norovirus sangat mudah menular terutama di lingkungan sekolah bila kebersihan tangan diabaikan.
Sementara itu, hepatitis A biasanya menyebar lewat air minum atau makanan yang terkontaminasi kotoran manusia.
Budi menekankan perlunya kerja sama antara tenaga kesehatan, sanitarian, dan pengelola dapur MBG agar makanan yang disajikan tetap aman.
Pemeriksaan rutin serta penerapan standar kebersihan disebutnya sebagai langkah kunci mencegah kasus keracunan berulang.
Dengan pemetaan ini, pemerintah berharap program MBG tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga menjamin keamanan pangan mereka.
"Kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kita." tegas Budi. (FSY/VOI)












