- Home
- Konsultasi 18+
- Terungkap, Ini Alasan Wanita Saat Bercinta Lebih Sering Mendesah Ketimbang Pria
Penelitian Pakar Seksualitas
Terungkap, Ini Alasan Wanita Saat Bercinta Lebih Sering Mendesah Ketimbang Pria

Edukasi menjadi bagian penting dari pengalaman seksual, baik bagi wanita maupun pria. (internet)
JAKARTA, RSNEWS - Desahan wanita saat bercinta bukan hanya sekadar suara latar di film romantis atau drama dewasa. Di dunia nyata, suara ini bisa menjadi bagian penting dari pengalaman seksual, baik bagi wanita maupun pria.
Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa wanita mendesah saat berhubungan intim? Beberapa pakar seks mengungkapkan suara-suara sensual ini punya fungsi lebih dari sekadar menunjukkan kenikmatan.
“Wanita mendesah saat bercinta untuk memberi tahu pasangan bahwa mereka menikmati apa yang sedang dilakukan,” jelas pakar seks Nicole Buratti, dikutip dari laman Women's Health pada Sabtu, 26 April 2025.
Ini semacam sinyal tanpa harus berkata-kata. Desahan menjadi sebuah petunjuk sensual bahwa pasangan sedang menikmati permainan hubungan intim tersebut.
Selain itu, desahan bisa membantu pasangan berkoordinasi tanpa harus berbicara. Misalnya, suara lebih intens saat titik tertentu disentuh bisa jadi isyarat untuk melanjutkan di area itu. Ini adalah bentuk komunikasi intim yang alami dan efektif. Terkadang, desahan muncul begitu saja tanpa direncanakan.
"Banyak suara saat bercinta adalah reaksi spontan terhadap stimulasi fisik,” kata Dr. Laurie Mintz, psikolog, profesor, penulis, dan pembicara terkenal yang fokus pada seksualitas.
Sama seperti seseorang yang mendesah kelelahan saat olahraga, tubuh juga merespons intensitas hubungan seksual dengan suara.
Makanya, tak heran jika desahan sering dibandingkan dengan desahan atlet saat bertanding, terutama dalam olahraga yang menguras energi seperti tenis. Menurut para ahli, desahan tidak hanya menyampaikan gairah, tetapi juga bisa menambah gairah.
"Suara yang dikeluarkan bisa meningkatkan rangsangan kita sendiri,” jelas Mintz.
Ketika wanita mengizinkan dirinya bersuara, itu membantu melepas hambatan. Hal ini membuat dirinya lebih bebas dan fokus pada kenikmatan. Bahkan, Buratti menyebutkan desahan bisa memengaruhi respons tubuh.
"Saat wanita mendesah, tenggorokannya terbuka, napas melambat, dan otot dasar panggulnya rileks,” katanya.
Kombinasi ini bisa membuat orgasme terasa lebih kuat dan menyeluruh. Desahan juga punya efek psikologis bagi pasangan.
Suara-suara ini bisa memberi semacam validasi bahwa apa yang dilakukan terasa menyenangkan. Ini bisa meningkatkan rasa percaya diri pasangan dan mempererat hubungan emosional.
Bagi banyak pria, desahan pasangannya bisa menjadi bentuk penghargaan paling nyata atas upaya yang pasangan lakukan di ranjang. Meski umumnya desahan muncul sebagai ekspresi kenikmatan, kadang suara juga bisa digunakan sebagai cara untuk menjaga suasana.
Namun, para ahli mengingatkan untuk tidak memalsukan desahan secara berlebihan, apalagi untuk menyembunyikan ketidaknyamanan.
“Dengan berpura-pura, kita justru mengajarkan pasangan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak cocok untuk Anda sendiri." tegas Mintz. (FSY/VOI)