- Home
- Konsultasi 18+
- Studi Terbaru, Kesehatan Seksual Perempuan Lanjut Usia Sering Terabaikan
Edukasi Seksual Masyarakat
Studi Terbaru, Kesehatan Seksual Perempuan Lanjut Usia Sering Terabaikan

Para ahli menemukan lebih dari 75% perempuan usia paruh baya menganggap seks masih penting bagi mereka. (Internet)
RSNEWS - Seiring bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya jumlah perempuan berusia 65 tahun ke atas, isu-isu kesehatan yang menyertainya pun semakin perlu diperhatikan.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause, milik The Menopause Society, menunjukkan bahwa tingkat masalah seksual pada perempuan lansia serupa dengan perempuan usia paruh baya. Namun yang menarik, mereka cenderung tidak melaporkan adanya gangguan emosional atau tekanan akibat masalah seksual tersebut.
Meskipun aktivitas seksual umumnya menurun seiring bertambahnya usia, kesehatan seksual tetap menjadi bagian penting sepanjang hidup.
Hal ini dibuktikan oleh Study of Women's Health Across the Nation (SWAN) yang menemukan bahwa lebih dari 75% perempuan usia paruh baya menganggap seks masih penting bagi mereka.
Studi lainnya menunjukkan sekitar 37% perempuan di atas usia 65 tahun, dan 10% perempuan di atas 85 tahun, masih aktif secara seksual.
Para peneliti menduga, perempuan lansia mungkin merasa tidak nyaman membicarakan masalah seksual atau tidak tahu bahwa ada pengobatan yang efektif.
Mereka juga memperkirakan bahwa minimnya tekanan emosional yang dirasakan bisa jadi karena adanya penerimaan terhadap perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia, atau karena ekspektasi terhadap fungsi seksual yang lebih rendah.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebut proses penuaan sering kali disertai dengan peningkatan ketahanan emosional dan kesejahteraan psikologis secara umum.
Masalah kesehatan seksual bukanlah hal langka. Secara global, sekitar 22% hingga 43% perempuan mengalaminya. Disfungsi seksual pada perempuan (Female Sexual Dysfunction/FSD) didefinisikan sebagai gangguan signifikan dalam respons atau kenikmatan seksual yang berlangsung minimal selama enam bulan dan menimbulkan tekanan pribadi.
Meski populasi perempuan lanjut usia terus bertambah, data tentang kesehatan seksual perempuan di atas usia 65 tahun masih sangat terbatas. Kebanyakan penelitian selama ini hanya berfokus pada perempuan usia paruh baya atau menggabungkan data antara laki-laki dan perempuan.
Dalam studi terbaru yang melibatkan hampir 3.500 perempuan aktif secara seksual, para peneliti membandingkan kesehatan seksual, fungsi seksual, dan tekanan emosional antara perempuan usia 65 tahun ke atas dan mereka yang berusia 50–64 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lansia cenderung lebih jarang melaporkan kehilangan hasrat seksual atau penurunan sensasi pada area genital. Walaupun mereka mengalami disfungsi seksual dalam tingkat yang hampir sama dengan perempuan usia paruh baya, mereka melaporkan tekanan emosional yang lebih rendah terhadap kondisi tersebut.
Hasil survei ini dipublikasikan dalam artikel berjudul "Understanding the sexual concerns of older women presenting for care to women's health clinics: a cross-sectional study."
Dr. Stephanie Faubion, direktur medis The Menopause Society sekaligus salah satu penulis studi ini, menekankan pentingnya perhatian terhadap kesehatan seksual, meski sudah lansia.
“Studi ini menunjukkan meskipun perempuan lanjut usia mengalami disfungsi seksual pada tingkat yang serupa dengan perempuan usia paruh baya, mereka melaporkan tekanan yang lebih sedikit terkait masalah seksual tersebut," jelas Dr. Faubion, dikutip dari laman News-Medical.
"Sangat penting untuk menangani masalah kesehatan seksual di semua tahap kehidupan, dan studi ini menegaskan perlunya skrining serta penanganan masalah seksual sepanjang hidup perempuan," lanjutnya.
Studi ini menjadi pengingat bahwa kesehatan seksual bukan hanya isu bagi mereka yang muda, melainkan bagian integral dari kualitas hidup perempuan di segala usia. Dengan meningkatnya jumlah perempuan lansia, penting bagi tenaga kesehatan dan masyarakat luas untuk mulai lebih terbuka dalam membicarakan, menyaring, dan menangani masalah seksual di usia lanjut. (FSY/VOI)