- Home
- Info Sehat
- Latihan Jalan Kaki 30 Menit ala Jepang, Bikin Otak Tajam dan Fokus
Metode Kesehatan Terbaru
Latihan Jalan Kaki 30 Menit ala Jepang, Bikin Otak Tajam dan Fokus

Perkembangan kesehatan kian maju, terus ditemukan cara jalan kaki yang baik untuk kesehatan seperi ala Jepang ini. (Internet)
RSNEWS - Jepang adalah negara yang terkenal dengan harapan hidup tinggi dan ketajaman mental bagi para penduduknya. Peneliti menemukan sebuah metode sederhana untuk menajamkan kinerja otak hingga membuat tetap fokus hanya dengan jalan kaki yang disebut Japanese Interval Walking.
Dilansir dari laman Times of India, metode ini merupakan teknik jalan kaki dengan ritme tertentu, yang menggabungkan jalan santai dan jalan cepat secara bergantian selama 30 menit. Meski terdengar sederhana, dampaknya terhadap otak ternyata sangat signifikan.
Metode berjalan ini dirancang oleh para ilmuwan Jepang, dan belakangan kembali viral berkat Dr Daniel G Amen. Metode ini tidak hanya sekadar membakar kalori, tetapi juga membangkitkan bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan, pemikiran, dan keseimbangan emosional.
Ini bukan tren kebugaran semata, melainkan hasil dari riset ilmiah yang telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh para ahli kesehatan di Jepang.
Berbeda dengan jalan kaki biasa, Japanese Interval Walking melibatkan dua kecepatan yang dilakukan secara bergantian:
- 3 menit berjalan santai dengan kecepatan normal
- 3 menit berjalan cepat dengan ritme yang lebih tinggi
Siklus ini diulang sebanyak lima kali untuk menyelesaikan satu sesi selama 30 menit. Teknik ini dikembangkan oleh Hiroaki Tanaka, seorang fisiolog olahraga dari Universitas Fukuoka, yang telah menghabiskan lebih dari satu dekade meneliti bagaimana tubuh merespons ritme berjalan yang bergantian ini.
Hal yang membuat metode ini menonjol adalah desain intervalnya. Intensitasnya tidak terlalu tinggi hingga membebani tubuh, tapi cukup untuk merangsang kerja jantung, paru-paru, dan yang terpenting otak.
Menurut sejumlah studi, metode ini terbukti meningkatkan aliran darah ke otak, terutama di area korteks prefrontal, bagian otak yang berperan dalam ingatan, pengambilan keputusan, dan konsentrasi. Faktanya, otak sangat bergantung pada oksigen dan gerakan.
Jalan kaki dengan kecepatan konstan terkadang tidak cukup untuk menantang tubuh maupun pikiran. Perubahan ritme dalam Japanese Interval Walking memaksa otak untuk tetap waspada selama transisi, seperti halnya ketika kita memecahkan teka-teki. Ini seperti latihan kecil, bukan hanya untuk kaki, tapi juga untuk sel-sel saraf.
Orang-orang yang menjalani metode ini selama lebih dari 4 minggu menunjukkan peningkatan dalam memori jangka pendek dan waktu reaksi. Ini berdasarkan temuan dari kelompok uji coba di Universitas Fukuoka. Pesertanya bukan hanya pejalan kaki biasa, tetapi juga para lansia dengan gangguan kognitif ringan yang berhasil menunjukkan perbaikan kemampuan daya ingat.
Inti dari metode ini bukan berjalan lebih keras, melainkan lebih cerdas. Ketika detak jantung meningkat selama fase jalan cepat, lebih banyak oksigen dan nutrisi dipompa ke hippocampus, yakni pusat memori otak. Seiring waktu, hal ini dapat memperkuat koneksi saraf, membantu otak menyimpan dan mengingat informasi dengan lebih baik.
Salah satu hasil mengejutkan dari studi klinis di Jepang adalah efek positif terhadap suasana hati peserta. Banyak yang melaporkan merasa lebih jernih secara mental dan emosional hanya dalam beberapa hari menjalankan metode ini.
Kemungkinan besar hal ini terjadi karena ritme antara jalan lambat dan cepat membantu mengatur hormon stres, terutama kortisol. Di saat yang sama, metode ini juga tampaknya merangsang produksi dopamin dan serotonin, dua senyawa kimia yang berperan besar dalam mengatur suasana hati dan memberikan rasa tenang.
Keseimbangan emosional yang tercipta juga berdampak pada kualitas tidur. Sistem saraf yang lebih rileks membantu tubuh bersiap untuk tidur lebih dalam, sehingga otak memiliki waktu untuk memperkuat ingatan selama malam hari. (FSY/VOI)